Nguuuuuuuuuuuung.............nguuuuuuunggg....................
Jelas sekali terdengar suara khas dari corong besi yang di terpa uap panas sehingga menghasilkan bunyi sirine sederhana ( bahkan mungkin hukum fisika ini tidak disadari oleh si empunya properti).
Itulah tukang kue, di jaman modern seperti sekarang ini belum tentu semuanya harus mengikuti perkembangan teknologi, apalagi sekelasnya tukang kue putu, ya namanya "Kue Putu", tak perlu menggunakan kendaraan mesin, ato bahkan mobil bakery. Ciri khas lebih menjadi daya tarik tersendiri, selain untuk menjaga image, ini juga mengirit ongkos, tak perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk menarik pembeli, ( tau sendiri dalam himpitan ekonomi yang semakin menggila, banyak tukang kue putu yang malas memikirkan "catching eye" untuk dagangannya, karena dia sadar....sekarang banyak orang yang telah memandang jajanan itu harus yang bernuansa English ). Menyedihkan memang, tapi mau bagaimana lagi, itulah dunia, selalunya maju apapun itu.
Kue putu itu termasuk dalam kategori makanan kecil, bahannya dari tepung yg dicampur gula jawa/gula merah plus parutan kelapa, dimasukkan kedalam bumbung bambu dan di kukus diatas kaleng khusus. Rasa yang dihasilkan pun tergolong unik, agak liat tapi lembut-lembut manis alami, bebas formalin apalagi bahan kimia berbahaya, karena kalaulah berwarna hijau itu disebabkan daun pandan yang di pakai sebagai perwarna.
Jika Anda adalah orang-orang yang mengutamakan gengsi, maka kalo enggak kepingin malu ya beli kue putu-nya di luar negeri, karena selidik punya selidik ternyata kue putu sudah ada di Singapura, ( ya walaupun sudah di olah dengan cara yang agak lain ) di toko jajanan di pinggir jalan juga, tapi kalo di negeri orang kan lebih bergengsi ( kaliiiiiiiiiiiiiiiiiiii.............. ). Tapi dari kesemuanya itu tetaplah kue putu masih dalam jajaran salah satu makanan tradisional yang hampir ditinggalkan pemiliknya, Indonesia. Menjadi pemandangan unik jika kita menemukan penjaja putu berkeliling di sekitar tempat kita.
Kapan dia kembali berkeliling dan mampir ke tempatku lagi, biar aku bisa menyapamu, Oh......Kue Putu, apa kabarmu?
2 komentar:
Kue Putu.....
Kalau di tempatku disebutnya Putu Ayu
Makasih sampun pareng mampir, wah emang khawarizmy rumahnya mana kok namanya laen, kue putu la.... heuhuehue yupz
Posting Komentar